BeritaBisnisDaerahEkonomiFoodsKulinerNasionalNews

Gita Ariadi : Operasi Pasar Cara Jitu Jaga Inflasi

×

Gita Ariadi : Operasi Pasar Cara Jitu Jaga Inflasi

Sebarkan artikel ini
Kunjungi Sosial Media Kami

JE- Mataram- Pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat melalui Tim TPID melakukan berbagai langkah strategis dalam menstabilkan jurnalekbis.com/tag/harga/">harga beras dipasaran. Hal ini penting dilakukan untuk menjaga inflasi.

Penjabat Gubernur NTB Drs. Haji Lalu Gita Ariadi menegaskan bahwa pasar/">operasi pasar salah satu upaya yang ditempuh untuk menjaga daya beli masyarakat terlebih menekan terjadinya inflasi akibat harga beras dipasaran.

“Menindaklanjuti direktif bapak presiden pada saat mengumpulkan para PJ Kepala Daerah di Istana Negara dengan salah satu tugasnya adalah bagaimana melakukan pengendalian inflasi, memastikan ketersediaan bahan-bahan kebutuhan pokok masyarakat. Tadi kami sudah mengecek beras dan lain sebagainya, komoditi-komoditi yang lain seperti harga bawang merah dikisaran 13 hingga 15 ribu rupiah perkilogram dan bawah putih 28 hingga 30 ribu rupiah perkilogram kemudian cabai seharga 50 hingga 60 ribu rupiah perkilogram,” ujarnya, Rabu (1/11/2023) pada Operasi Pasar Murah bersama Tim TPID NTB Prov. NTB di Pasar Mandalika Cakranegara Kota Mataram.

Pihaknya mengaku jika terjadi pergerakan kenaikan harga namun masih dalam kondisi normal. Bahkan stok yang ada dari hasil pantauannya kebutuhan komoditi-komoditi itu tersedia dengan memadai. Beras yang dijualpun kualitasnya sangat bagus dengan harga jual terjangkau yang didistribusikan oleh Bulog NTB.

Baca Juga :  KK-NTB x LSTF: Panggung Baru Bagi Kreativitas Indonesia

Pimpinan Wilayah (Pimwil) BULOG NTB David Susanto menyebutkan, sejak Januari hingga awal Oktober 2023 ini, Perum Bulog NTB telah menggelontorkan sekitar 17 ribu ton beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) di seluruh NTB dalam rangka stabilisasi harga beras di pasar. Tingginya penyaluran beras SPHP ini tidak berdampak terhadap stok yang dimiliki mengingat stok yang ada di gudang Bulog NTB sebanyak 19 ribu ton.

Stok beras ini disiapkan untuk program-program strategis yakni bapang dan SPHP. Stok tersebut mencukupi hingga Januari maupun Februari 2024 mendatang.

“Dalam seminggu kita dua kali mendroping beras SPHP ke pasar baik itu Mandalika, Kebon Roek dan pasar lainnya di NTB. Kalau di Pasar Mandalika pada hari Senin dan Rabu, terdapat 17 titik pedagang yang kita drop, rata-rata dua truk atau 2 ton beras SPHP,” ungkapnya.

Baca Juga :  Gempabumi Tektonik M 4,4 Guncang Denpasar, Tidak Berpotensi Tsunami

Ia menjelaskan, kegiatan SPHP dilakukan di 41 pasar se NTB dan 201 riteller yang berada di dalam kawasan pasar atau toko-toko di luar pasar. Harga beras SPHP di NTB maksimal yaitu Rp10.900 per kg sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).

“Tak boleh dijual lebih dari HET ya. Kalau ada pedagang yang menjual di atas HET saya akan stop dan tak akan saya kasi lagi. Malahan kita harapkan dijual dibawah HET,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *