JE-Mataram,-Kantor Perwakilan Bank jurnalekbis.com/tag/indonesia/">Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyelenggarakan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Tahun 2023 dengan tema “Sinergi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional”, yang berlangsung di salah satu hotel berbintang di Kota Mataram.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Winda Putri Listya, menyampaikan bahwa optimisme terhadap pemulihan ekonomi perlu terus diperkuat dengan tetap waspada terhadap ketidakpastian global. Di tengah tantangan perekonomian yang terus berlanjut, kinerja perekonomian NTB pada triwulan III 2023 tercatat tumbuh positif 1,58%, lebih baik dari triwulan sebelumnya yang terkontraksi 1,54%.
“Perkembangan positif tersebut terutama ditopang Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi yang tumbuh terakselerasi, serta didukung perbaikan kinerja Ekspor. Sementara secara sektoral, kinerja positif sektor Pertanian dan Konstruksi, serta peningkatan sektor pendukung pariwisata pasca pandemi, turut menopang pertumbuhan ekonomi NTB,” ungkapnya.
Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan PDRB non tambang triwulan III 2023 yang mencapai 5,91% (yoy). Berlanjutnya pemulihan ekonomi tentunya ditopang oleh stabilitas sistem keuangan di Provinsi NTB yang solid. Kondisi ini terlihat dari inflasi tahunan Provinsi NTB yang tercatat sebesar 2,66% di bulan Oktober 2023.
“Bank Indonesia bersama TPID Provinsi NTB senantiasa bersinergi dalam berbagai program pengendalian inflasi meliputi koordinasi intensif dalam High Level Meeting dan Rapat Koordinasi baik pada tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Berbagai upaya seperti pasar/">Operasi Pasar, pangan-murah/">Gerakan Pangan Murah serta sinergi kegiatan lainnya terus dilakukan dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan, termasuk perluasan Kerjasama Antar Daerah dan Gerakan Tanam Cabai,” ujarnya.
Keseluruhan program dimaksud dilaksanakan dalam kerangka strategi 4K, yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif. Selain itu, dalam rangka mendorong realisasi investasi dan ekspor non tambang, Regional Investor Relation Unit Bank Indonesia Provinsi NTB bersama dengan “NTB Genjot Ekspor” dan Tim Promosi Ekonomi Daerah telah melakukan berbagai fasilitasi dan promosi proyek maupun komoditas unggulan daerah ke pasar internasional.
“Guna mendorong pengembangan ekonomi daerah telah dilakukan berbagai program on boarding UMKM melalui program Wirausaha Unggulan Bank Indonesia, fasilitasi dalam bentuk business matching yang salah satunya pada event Karya Kreatif Indonesia, Keikutsertaan UMKM pada event flagship baik berskala lokal, nasional, maupun internasional turut dilakukan, diantaranya Lombok Food Festival sebagai side event MotoGP 2023, Womenpreneurday, showcase UMKM pada World Superbike 2023, serta keikutsertaan pada aktivasi Bazaar Mandalika,”terangnya.

Dari sisi pengembangan ekonomi syariah, KPwBI Prov. NTB telah melakukan fasilitasi sertifikasi halal UMKM, pengembangan kapasitas pelaku usaha syariah, perluasan pasar melalui Industri Kreatif Syariah Indonesia, keikutsertaan pada FESyar dan ISEF, serta gelaran Lombok International Modest Fashion Festival. Lebih lanjut, pengembangan kemandirian pesantren, juga terus didorong melalui program Hebitren, dan peningkatan literasi ekonomi syariah
“NTB berhasil meningkatkan akseptasi pembayaran digital melalui program 45 Juta Pengguna dan 1 Miliar Transaksi QRIS secara Nasional. Tercatat hingga Oktober 2023, total pengguna QRIS di Provinsi NTB telah mencapai 410.600 pengguna, dengan volume transaksi mencapai 4,74 juta transaksi,” ucapnya.
Guna memperkuat penetrasi digital di masyarakat, KPwBI Prov. NTB juga mendorong ekosistem digital melalui sinergi TP2DD. Adapun pada tahun 2023, terdapat 8 Pemerintah Daerah yang telah memiliki indeks Digital di Provinsi NTB. Sementara itu, ketersediaan Uang Layak Edar baik dalam nominal maupun pecahan yang dibutuhkan masyarakat telah dioptimalkan melalui layanan penukaran uang yang turut menjangkau pulau-pulau terluar.
“NTB meyakini bahwa perekonomian Nusa Tenggara Barat pada tahun 2023 diprakirakan tumbuh pada kisaran 1,5-2,3%, dan akan tumbuh lebih baik di tahun 2024 pada rentang 3,3-4,1%. Hal ini sejalan dengan masih kuatnya Konsumsi Rumah Tangga, tren perbaikan kinerja Ekspor, serta positifnya pengaruh pelaksanaan Pemilu,” tegasnya.
Lebih lanjut, laju inflasi NTB pada tahun 2023 diprakirakan berada dalam target sasaran 3±1%, dan akan lebih terkendali pada tahun 2024 dengan target sasaran 2,5±1%. Meski demikian, terdapat beberapa tantangan yang perlu diwaspadai. Gejolak geopolitik global masih berpotensi menimbulkan gangguan dari sisi supply dan mendorong tekanan inflasi. Sementara itu, dari sisi domestik, produktivitas hasil pertanian perlu untuk terus didorong di tengah tantangan alih fungsi lahan, termasuk tindak lanjut hilirisasi khususnya komoditas tembaga, di tengah dinamika kebijakan pelarangan ekspor dan operasional smelter yang diperkirakan masih terbatas.
Pada kesempatan tersebut, KPwBI Prov. NTB juga memberikan apresiasi kepada 12 (dua belas) mitra terbaik KPwBI Prov. NTB dari berbagai kategori atas dukungannya dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia sepanjang tahun 2023. Apresiasi tersebut diberikan kepada UD. Rempah Organik Lombok, Oganic, Mawar Tenun Lombok, Ayam Taliwang Becabero, Pondok Pesantren Thohir Yasin, Harian Umum Radar Lombok, Dinas Perindustrian Provinsi NTB, Badan Pusat Statistik (BPS), PT Hidayah Prima Valasindo, PT Aneka Express Remiten, PT BCA, dan SMP Negeri 2 Labuapi. Melalui forum PTBI ini, KPwBI Prov. NTB berharap Pimpinan Daerah serta seluruh stakeholders dapat bersama-sama meningkatkan sinergi, kolaborasi dan inovasi yang lebih baik lagi di tahun 2024, demi terwujudnya ketahanan dan kebangkitan perekonomian NTB yang Maju Melaju.