Mataram, – Perekonomian global pada tahun 2024 menunjukkan dinamika yang menantang dengan pertumbuhan yang diperkirakan hanya mencapai 3,2%. Ketidakpastian politik, fragmentasi perdagangan, dan kebijakan fiskal yang proteksionis menjadi faktor utama yang memengaruhi laju ekonomi dunia. Namun, Indonesia, khususnya Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), mampu menjaga stabilitas dan mencatat kinerja ekonomi yang solid.
Indonesia berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi triwulan III-2024 sebesar 4,95% year-on-year (yoy), didorong oleh konsumsi rumah tangga, investasi strategis, dan ekspor nonmigas. Sementara itu, Provinsi NTB menunjukkan kinerja yang lebih unggul dengan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2024 sebesar 6,22% yoy. Pertumbuhan ini didukung oleh konsumsi rumah tangga dan kebijakan relaksasi ekspor konsentrat tembaga.
Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) NTB, Berry Arifsyah Harahap, menyatakan bahwa meskipun sektor pertambangan melandai di akhir tahun akibat kondisi cuaca, perekonomian NTB secara keseluruhan diproyeksikan tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2023.
Inflasi tahunan NTB tetap terkendali di angka 1,46% hingga November 2024, meskipun terdapat kenaikan harga komoditas seperti tomat dan bawang merah. Pemerintah daerah memprioritaskan pengendalian inflasi melalui pasar/">operasi pasar murah dan pengawasan distribusi.
“Pemerintah daerah berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga dan memastikan kebutuhan pokok masyarakat terpenuhi dengan harga yang terjangkau,” ujar Berry Arifsyah Harahap.
Pertumbuhan kredit di NTB pada triwulan IV-2024 mencapai 10,82% yoy, dengan kontribusi signifikan dari sektor konsumsi dan investasi. Kredit UMKM juga menunjukkan peningkatan yang signifikan, tumbuh menjadi 10,45% yoy. Di sisi lain, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 8,21%, didorong oleh tabungan individu.
Digitalisasi menjadi salah satu fokus utama di NTB dengan pertumbuhan transaksi menggunakan QRIS yang mencatatkan 34 ribu pengguna baru sepanjang 2024. Sistem pembayaran berbasis digital terus berkembang, mendukung inklusi keuangan di daerah.
“Digitalisasi sistem pembayaran tidak hanya memudahkan transaksi, tetapi juga memperluas akses keuangan bagi masyarakat, terutama di daerah terpencil,” jelas Berry.
Tahun 2024 diwarnai dengan beberapa faktor positif, seperti peningkatan gaji ASN, TNI, dan Polri sebesar 8% serta perpanjangan izin ekspor tembaga. Namun, tantangan tetap ada, termasuk ketidakpastian investasi selama tahun politik dan tingginya tarif angkutan udara yang dapat memengaruhi sektor pariwisata.
“Dengan stabilitas ekonomi yang terjaga dan strategi kebijakan yang proaktif, NTB optimis dapat mempertahankan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan di tengah dinamika global yang kompleks,” tambah Berry Arifsyah Harahap.