Lombok Utara, Jurnalekbis.com – Acara Festival Rinjani V di Desa Loloan, Lombok Utara, yang berlangsung pada 28 Oktober 2024, berakhir dengan sukses dan mendapat perhatian penuh dari berbagai pihak. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. Aidy Furqon, M.Pd., yang hadir mewakili Penjabat Gubernur, menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan acara ini, terutama dalam upaya melestarikan kebudayaan Bayan yang sarat nilai-nilai tradisi.
Dalam sambutannya pada penutupan acara, Dr. Aidy Furqon menegaskan pentingnya peran serta seluruh pihak dalam menjaga kelangsungan budaya lokal, khususnya budaya Bayan yang kental di Desa Loloan. Beliau mengungkapkan bahwa dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan agar warisan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun ini tidak tergeser oleh perkembangan zaman.
“Kita harus jadi diri kita, jangan terpengaruh dengan budaya luar. Bayan khususnya, tetap menjadi tempat belajar tradisi kebudayaan di NTB,” ungkap Dr. Aidy Furqon.
Dalam pandangan Dr. Aidy, Festival Rinjani bukan sekadar kegiatan tahunan, tetapi juga sebuah ajang untuk menjaga dan merawat kebudayaan lokal, serta memperkenalkannya kepada generasi muda agar dapat menghargai dan meneruskan tradisi yang ada.
Lebih lanjut, Dr. Aidy menyoroti peran generasi muda, khususnya Generasi Z dan Generasi Milenial (Gen ZMile), dalam upaya memperkenalkan potensi budaya dan keindahan alam Desa Loloan kepada dunia. Dalam era digital saat ini, menurutnya, pemanfaatan media sosial seperti TikTok, Instagram, dan YouTube dapat menjadi alat yang efektif untuk mempromosikan kekayaan budaya dan pesona alam Desa Loloan, terutama pemandangan sunset yang menakjubkan.
“Sayang sekali, jika potensi budaya dan landscape Loloan yang sunsetnya indah tidak terekspose dunia luar. Mari kenalkan desa kita budaya kita, misalnya lewat Tik Tok, Instagram atau Youtube,” tambahnya.
Pesan ini menjadi motivasi bagi generasi muda untuk turut berperan aktif dalam menjaga dan memperkenalkan budaya lokal melalui teknologi modern, sehingga nilai-nilai tradisi tidak hanya lestari di dalam negeri tetapi juga dikenal hingga mancanegara.
Koordinator Media Event Festival Rinjani V, Jatisvara, turut mengungkapkan pandangannya terhadap acara ini. Menurutnya, kesuksesan Festival Rinjani V tidak terlepas dari antusiasme dan kesadaran masyarakat akan pentingnya Rinjani sebagai pusat peradaban dan akar budaya di NTB. Masyarakat semakin memahami bahwa nilai-nilai tradisional yang ada di kawasan ini adalah harta yang patut dirayakan dan dilestarikan.
Jatisvara juga menyampaikan harapannya agar festival ini dapat terselenggara lagi di masa mendatang dengan lebih baik. “Harapannya sebagai penyelenggara agar kolaborasi bersama stakeholders terkait, terjaga dengan semangat, visi tujuan yang sama,” ujar Jatisvara.
Festival Rinjani V ditutup dengan rangkaian kegiatan yang menggabungkan tradisi ritual dan pertunjukan seni budaya khas NTB. Salah satu ritual yang menjadi perhatian adalah pemotongan sapi dalam Ritual Saur Sangi, sebuah tradisi unik yang memiliki nilai simbolis. Acara juga dimeriahkan dengan pertunjukan seni seperti Cemetian (Presean), sebuah bentuk seni bela diri tradisional, serta pentas tari yang meliputi Tari Bisoq Meniq, Tari Mengembuq, dan Gegeroq Tandaq. Setiap penampilan memberikan warna tersendiri yang menunjukkan kekayaan budaya lokal di Lombok Utara.
